Rabu, 20 Desember 2017

Dont Judge Personality By Their Style

Dont Judge Personality By Their Style
Dont Judge Personality By Their Style

[caption id="attachment_690" align="aligncenter" width="300" caption="inilah style (sumber pribadi menjadi kolase)"][/caption] Pencitraan : Kasus Pertama : Seorang lelaki menggunakan penampilan : celana jeans skinny belel, jaket kulit, t-shirt gambar grup musik-grup musik Rock n Roll populer, model rambut rambang-acakan, jambang yahud. Kalau dilihat menurut gayanya, niscaya dia anak grup musik rock n roll deh. Gayanya nge-rawk banget! Gayanya begundal, urakan. Pasti dia pemain gitar atau drummer atau vokalis galat satu grup musik rock. Ditanya perihal grup musik-grup musik rock gitu niscaya dia paham. Kasus Kedua : Seorang wanita menggunakan penampilan : dress a la 70an seperti dress yg dipakai Zooey Deschannel pada dalam filmnya 500 Days of Summer, wedges model jadul warna krem pucat, bangles, rambut berponi dipotong pendek layaknya helm, kacamata berkualitas di optik tunggal Rayban entah orisinal atau palsu menggunakan bingkai tebal berwarna hitam. Pasti dia penggemar sesuatu hal yg serba klasik. Lagu yg didengar indiepop folkie atau lagu-lagu yaa minimal model-model Camera Obscura. Kasus Ketiga : Seorang lelaki menggunakan penampilan : Tas ransel yg berisi laptop dan sebagian tangannya penuh menggunakan kitab (tau kitab apaan), kaos model Polo shirt, celana jeans biasa model reguler (tidak sempit tidak lebar), sepatu sneakers biasa, jam tangan digital, kacamata berkualitas di optik tunggal menggunakan frame tipis, potongan harga rambut ditata rapi (namun tanpa minyak rambut atau sejenisnya). Kalau dilihat, gayanya sangat kutu kitab. Pasti jarang keluar. Kalaupun berteman, gaulnya cuma dilingkungan sahabat-sahabat kuliahnya, atau cuma jadi pengurus organisasi yg sangat saklek terus terselesaikan kuliah balik . Faktanya : Kasus Pertama : Dari gelagatnya sih seenggaknya dia paham musik-musik rock, atau minimal sejarah perihal grup musik-grup musik yg melekat pada sablon t-shirt nya. Saat itu dia sedang memakai kaos bergambar Sid Vicious, vokalis grup musik punk-rock jaya Sex Pistols. Tetapi selesainya ditanya, ternyata dia tidak paham musiknya sama sekali. Ditanya sebutin galat satu judul lagunya saja telah "aiueo... ngekngok!". Oke, mungkin bagi dia itu terlalu sulit. Sekarang aku bertanya hal lain, tanya musik atau grup musik apa yg dia suka. Lelaki itu menjawab "eeeengg... tau sih sebenernya grup musik-grup musik kayak Sex Pistols atau Ramones akan namun ga begitu tau lagunya. Paling gw sukanya musik dalam negeri aja lah, macam The Rock gitu, Dewa lah Dewa, Ahmad Dhani." Saya mencoba menahan tawa. Terus kembali aku tanya, "lo anak grup musik ya? Band lo apa?". Lelaki itu menjawab, "eengg... bukan, gw mah nggak bisa mainin indera musik. Gw suka aja bergaya gini, akan namun gw ga bisa main indera musik. Kalo gaya gw gini kan banyak cewek yg pada ngelirik ke gw!" Kasus Kedua : Saya berbincang-bincang menggunakan si wanita itu, "gaya anda mirip Zooey deh." Dia menjawab, "Zooey siapa?" dan aku menyebutkan lagi, "itu lhoo Zooey Deschannel, artis cantik, punya grup musik juga namanya She and Him sama suaminya, Ben Gibbard. Gayanya kayak anda." Dan dia menjawab, "oh ya? Aku nggak tau." Saya bertanya lagi, "terus influence anda darimana? Kamu suka denger musik ga?". Dia menjawab pertanyaan aku, "aku yaa liat-liat gaya temen-temen sekarang kayak gini, yaudah ikutan aja. Aku suka dengerin musik semacam Bruno Mars sama Justin Bieber..." Kasus Ketiga : Wajahnya dan gayanya sangat nerdy. Sepertinya dia bukan penggemar musik dan otaknya hanya seputar kitab, kuliah dan organisasi. Saya berbicara menggunakan dia, "lo kalo balik  kuliah kemana?" Kemudian dia menjawab pertanyaan aku, "gw paling ke BEM sampe sore, terus baliknya gw suka ngumpul sama temen-temen grup musik gw." Saya bertanya lagi, "ooh, lo punya grup musik? Musiknya macam apa?" "hmm... gw paling suka bawain lagu-lagu semacam Interpol atau terkadang bawain lagu-lagu model Radiohead juga. Gitu deh. Ntar malem gw mau manggung pada daerah Kemang, lo mau ikut?" jawab lelaki itu. Kesimpulan : Dari tiga contoh kasus diatas, kita mampu menyimpulkan bahwa kita tidak bisa menilai orang hanya menurut penampilannya saja. Selain ketiga contoh kasus diatas, masih banyak contoh kasus lain yg ternyata timbul ketidaksesuaian antara penampilan menggunakan kesukaan, pekerjaan, maupun kepribadian seseorang. Belum tentu mereka yg berpenampilan layaknya selebriti artinya seseorang selebriti. Belum tentu mereka yg berpenampilan seperti seniman artinya seseorang seniman, belum tentu mereka yg bergaya biasa saja artinya orang-orang yg berpengetahuan sempit. Mereka punya banyak alasan mengapa berpenampilan seperti itu. Ada yg memang didasarkan  adapula yg hanya ikut-ikutan saja dan timbul juga yg sangat cuek menggunakan penampilan yg vital mereka nyaman menggunakan diri mereka. NB : role model artinya sahabat-sahabat disekitar kampus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top