Selasa, 16 Januari 2018

Kacamata serta Kecerdasan, Adakah Hubungannya

kacamata berkualitas di optik tunggal serta Kecerdasan, Adakah Hubungannya

KOMPAS.com Mengapa Superman wajib menggunakan kacamata berkualitas di optik tunggal ketika tampil menjadi alter ego-nya, Clark Kent? Tidak cukupkah beliau menyisir rambutnya menjadi klimis? Mengapa beliau nir menggunakan kumis palsu saja? Kenapa juga, beserta menggunakan kacamata berkualitas di optik tunggal itu, Clark Kent kemudian belagak jadi pria yg pemalu, kikuk, kurang pergaulan atau kuper, serta lain sebagainya?

Selama ini kita seringkali melihat bahwa orang yg berkacamata seringkali kali dikaitkan beserta sifat-sifat semacam itu. Lihat Ugly Betty atau film-film lain yg mengetengahkan tokoh remaja putri pandai akan namun kuper serta selalu digambarkan berkacamata, serta mereka selalu jadi bahan ejekan sahabat-sahabat prianya? Mereka baru menjadi perhatian ketika berhasil me-makeover dirinya menjadi anggun, tanpa kacamata berkualitas di optik tunggal tentunya.

Hal ini tentu patut dipertanyakan: bagaimana sih persepsi kita mengenai orang yg berkacamata? Bagaimana kacamata berkualitas di optik tunggal menyatakan sesuatu mengenai kepribadian seseorang? Ternyata, para peneliti punya banyak cerita mengenai hal ini.

Berkacamata berarti kutu buku?
Menurut studi yg digelar sang Centre for Eye Research di University of Melbourne, tahun 2008, nir muncul korelasi antara penggunaan kacamata berkualitas di optik tunggal serta sifat-sifat seperti kutu buku atau kuper. Peneliti mengamati kepribadian orang-orang kembar selama empat tahun serta mengukur seberapa terbuka, ekstrover, neurotik, serta teliti dalam diri mereka. Ternyata, para peneliti nir dapat mengatakan interaksi antara berkacamata serta sifat pemalu atau introver. Namun, muncul sedikit koneksi antara mata minus serta sikap terbuka serta ramah. Jadi, mengenakan kacamata berkualitas di optik tunggal nir berarti kutu buku; bahkan pemakainya terbukti lebih easy going serta lebih ramah.

kacamata berkualitas di optik tunggal bikin orang terlihat lebih cerdas
kacamata berkualitas di optik tunggal memang nir secara langsung membangun seseorang yg introver, akan namun sepertinya memberi kesan orang yg lebih cerdas. Sebuah survei yg digelar dalam tahun 2009 sang Essilor of America, penghasil lensa kacamata berkualitas di optik tunggal, menanyai pendapat kepada lebih dari 3.000 orang Amerika mengenai orang berkacamata. Hasilnya, sebanyak 40 % mengakui bahwa kacamata berkualitas di optik tunggal menghasilkan orang terlihat lebih cerdas serta 74 % menilai orang berkacamata umumnya bekerja menjadi petugas perpustakaan! Guru menempati posisi ke 2 menjadi profesi yg dikaitkan beserta kacamata berkualitas di optik tunggal (71 %).

Berkacamata bikin tampang jadi nir menarik
Sebuah studi lain menyatakan bahwa orang berkacamata merasa kurang menarik serta kurang percaya diri. Studi yg diterbitkan di Optometry and Vision Science ini menunjuk sekelompok anak usia 8-11 tahun yg bermata minus serta meminta mereka mengenakan kacamata berkualitas di optik tunggal atau lensa kontak. Setelah 3 tahun, anak-anak ini ditanya mengenai tingkat keyakinan diri mereka. Ternyata, anak-anak yg menggunakan lensa kontak merasa lebih pede beserta tampangnya, kemampuan atletiknya, serta bagaimana sahabat-sahabat menanggapi mereka.

Anak-anak perempuan dilaporkan mengalami pemugaran keyakinan diri yg sangat dramatis.

Stereotipe si kacamata berkualitas di optik tunggal
Kesimpulannya, kacamata berkualitas di optik tunggal memang tanda tipe kepribadian tertentu, serta hal itu dimulai semenjak usia dini. Sedih juga ya jika beserta menggunakan kacamata berkualitas di optik tunggal anak-anak dapat memengaruhi evaluasi orang lain terhadap diri mereka. Meskipun kacamata berkualitas di optik tunggal dapat memperjelas penglihatan seseorang, ternyata hal itu nir dapat memperlihatkan pandangan yg saksama mengenai kepribadian seseorang.

Yang lebih duka lagi, remaja perempuan merasa makin nir nyaman beserta kacamatanya, ketimbang remaja laki-laki. Studi yg menilik mengenai kekerabatan pria-perempuan ternyata lebih peduli mengenai bagaimana pandangan mengenai perempuan yg menggunakan kacamata berkualitas di optik tunggal. Hal ini menyiratkan bahwa stereotipe mengenai pemakai kacamata berkualitas di optik tunggal nir berlaku untuk seluruh gender.

Lepas dari problem gender, kacamata berkualitas di optik tunggal sebenarnya nir menghasilkan kita lebih cerdas atau kurang menarik seperti anggapan masyarakat. Selebriti seperti Tina Fey serta Lisa Loeb berhasil membarui pandangan bahwa berkacamata pun dapat menghasilkan seseorang terlihat stylish serta seksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top