Minggu, 21 Januari 2018

Kata LAPAN, begini cara kondusif lihat eklips matahari total

Kata LAPAN, begini cara safety lihat gerhana surya total

Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, menyampaikan tips kepada masyarakat manakala akan melihat proses terjadi gerhana surya total dalam 9 Maret 2016. Menurutnya, sejatinya gerhana surya merupakan bencana dalam mana posisi bulan terletak dalam antara Bumi dan Matahari sebagai akibatnya menutup sebagian atau seluruh cahaya surya.

Dari berbagai asal, tertulis meskipun bulan kecil, bayangannya bisa melindungi cahaya Matahari sepenuhnya. Hal ini lantaran bulan yg berjarak homogen-homogen jeda 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yg memiliki jeda homogen-homogen 149.680.000 kilometer.

"Boleh melihat tertentu, asal berhati-hati dan jangan lama-lama. Melihat gerhana surya sama beserta melihat surya sehari-hari. Jangan paksakan melihat surya yg sangat menyilaukan. Kalau punya, pakai kacamata berkualitas di optik tunggal surya yg bisa bisa meredupkan 100.000 kali," istilah beliau kepada Merdeka.com dalam Jakarta, Kamis (tiga/tiga).

Selain itu, seandainya masyarakat tidak memiliki kacamata berkualitas di optik tunggal surya yg bisa meredupkan cahaya 100.000 kali, maka terdapat alternatif yakni beserta indera peredup cahaya semisal, kacamata berkualitas di optik tunggal las, kacamata berkualitas di optik tunggal hitam, dan film bekas rontgen. Namun, cara alternative itu, istilah beliau, nisbi dilakukan beberapa detik saja, sekadar melihat perubahan tutupan bulan dalam piringan surya.

"Ada lagi melalui cara tradisional. Cara tradisional ini menggunakan pantulan air jua bisa digunakan dan beserta menggunakan proyeksi beserta kertas berlubang jua bisa dilakukan," jelasnya.

Walau begitu, waktu proses gerhana surya menjadi total, timbul baiknya jangan ditinjau terlalu lama. Baru, ketika gerhana surya total, boleh ditinjau tanpa indera bantu.

"Kata kunci "berhati-hati dan jangan lama2" berlaku buat pengamatan gerhana surya. Pada ketika total, kita boleh melihat tertentu tanpa indera alasannya cahaya korona sangat lembut," terangnya. [idc]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top