Senin, 30 Oktober 2017

7 Kesalahan Saat Menggunakan Tabir Surya

7 Kesalahan Saat Menggunakan Tabir Surya
7 Kesalahan Saat Menggunakan Tabir Surya

KOMPAS.com - Tabir surya atau sunscreen adalah satu dari perlengkapan wajib bagi mereka yang sering beraktivitas di ruang terbuka, utamanya di bawah sinar matahari.

Namun dari riset yang dimuat di Journal of the American Academy of Dermatology, ternyata muncul beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang waktu memakai tabir surya. Kesalahan tersebut bukan hanya memproduksi kulit nir terlindung, namun pula dapat mengakibatkan risiko kanker kulit yang akan terjadi gambaran ultraviolet berasal matahari.

Berikut tujuh kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaan sunscreen:

1. Tidak mengindahkan kandungannya

Matahari memancarkan sinar ultraviolet A & B (UVA & UVB) yang berpotensi mengakibatkan kerusakan pada kulit. UV B hanya sampai bagian atas kulit & dapat menjadikan kemerahan & gosong pada kulit, tapi UV A dapat menjadikan kerusakan pada DNA & efeknya akan memproduksi kulit kasar, keriput, & imbas jangka panjangnya kulit berisiko terkena kanker.

UV B ditahan sang SPF atau Sun Protection Factor, sedangkan UV A ditahan memakai PA. SPF sendiri adalah berukuran konservasi tabir surya terhadap UV B, sedangkan PA adalah berukuran konservasi terhadap UV A. Semakin akbar angkanya, makin akbar pula konservasi yang diberikan.

Oleh karenanya perlu memilih tabir surya yang memberi konservasi terhadap 2 jenis sinar itu, alias yang mengandung SPF & PA.

Biasanya orang memilih sunscreen berdasar SPF-nya saja. Padahal PA pula faktor krusial lantaran menjaga berasal UV A. Karenanya krusial memperhatikan apa saja yang muncul dalam sebuah bungkus sunscreen, ujar dr. Fredi Setyawan, pendiri Natasha Group yang memproduksi formulasi tabir surya Bali Breeze di Bali, Kamis (27/7/2017).

Baca: Tabir Surya Buatan Indonesia yang Menggunakan Ekstrak Edelweiss

2. Hanya memakainya di luar ruangan

Kita sering hanya memakai tabir surya waktu berada di luar ruangan. Padahal berada di dalam ruangan ternyata nir memproduksi kita terlindungi 100 % berasal gambaran sinar matahari. Kaca memang dapat menunda pancaran UVB, tapi UVA permanen dapat melewatinya.

UVA ini mempunyai panjang gelombang yang lebih panjang. Ia nir menjadikan terbakar, namun dapat masuk lebih dalam ke kulit & menjadikan penuaan dini, bahkan kanker kulit, ujar dr. Fredi.

Oleh karenanya, bila Enda berada di dalam ruangan namun permanen terpapar sinar matahari berasal kaca, seperti di mobil, maka disarankan permanen memakai tabir surya.

Menurut study yang dimuat di JAMA Ophthalmology, kebanyakan kaca depan mobil dapat menunda rata-rata 96 % sinar ultraviolet. Namun kaca samping rata-rata hanya menunda 71 %, sehingga sinar matahari yang melewatinya dapat menjadikan kerusakan pada kulit.

3. Menggunakan hanya waktu matahari bersinar terik

Kita sering nir merasa perlu mengenakan tabir surya jikalau cuaca berawan & matahari nir kelihatan. Jika matahari nir terlihat, maka sinarnya nir berbahaya. Itu anggapan kita. Dan ternyata salah.

Awan memang mengurangi intensitas sinar matahari, terutama cahaya yang tampak. Namun nir merusak ultraviolet. Lagi-lagi UVA dapat menembusnya, jadi kondisi berawan permanen dapat memproduksi kulit terpapar UVA, kata dr. Fredi.

Jadi walau matahari nir bersinar terik lantaran cuaca berawan, sunscreen permanen diperlukan untuk menjaga kulit. Selama kita dapat melihat tangan kita di depan mata, maka sebenarnya muncul sinar ultraviolet yang menerpa kita, ujar Mona Gohara, M.D, dokter kulit di Department of Dermatology Yale University, seperti dikutip Menshealth.

4. Mengoleskan terlambat & terlalu sedikit

Ketebalan pemakaian sunscreen memilih seberapa akbar konservasi yang diberikan, demikian dari American Academy of Dermatology.

Kebanyakan orang nir mengoleskan sunscreen relatif di kulitnya lantaran nir ingin sebagai lengket. Mereka memakainya tipis-tipis saja. Padahal waktu ini muncul pilihan tabir surya yang nyaman digunakan, tanpa muncul kesan lengket hiperbola.

Ilustrasi.Selain itu, beberapa orang baru mengoleskan sunscreen setelah kulitnya terasa panas. Padahal sunscreen usahakan digunakan setidaknya 15 menit sebelum kita terpapar sinar matahari. Beberapa bahan aktif sunscreen baru akan bekerja setelah beberapa waktu menempel di kulit, sehingga kita perlu memakainya lebih awal.

5. Tidak memakainya secara menyeluruh

Apakah Enda sudah mengoleskan sunscreen ke seluruh bagian tubuh yang terkena sinar matahari? Menurut study yang dimuat di Journal of the American Academy of Dermatology hanya 30 % orang yang mengaplikasikan tabir surya beserta betul.

Bagian-bagian yang sering terlewatkan adalah belakang telinga, kelopak mata, pangkal hidung tepat di bawah dahi, ketua yang botak, & di bawah bibir.

Padahal titik-titik itu rentan terkena dampak jelek ultraviolet. Bahkan lebih kurang 80 % kanker bibir terjadi di bagian bawah bibir, dari journal Anticancer Research. Untuk bagian ini, kita dapat memakai pemulas bibir yang mengandung SPF.

Baca: Apakah Tabir Surya Sebaiknya Dipakai di Wajah?

6. Menggunakan sekali untuk seharian

Mungkin kita sudah memilih produk tabir surya yang baik & menggunakannya secara menyeluruh. Namun selama berjam-jam beraktivitas di luar ruang, kita lupa mengoleskan kembali. Harus diingat bahwa tabir surya nir bertahan seharian.

Sebaiknya kita kembali mengoleskan tabir surya setelah 2 sampai tiga jam berada di bawah gambaran matahari. Apalagi kalau kita pula terpapar air, seperti waktu berenang atau bermain di laut.

7. Hanya mengandalkan tabir surya

Dalam penelitian yang dimuat di Journal of the American Academy of Dermatology, ditemukan bahwa 38 % orang hanya mengandalkan tabir surya waktu beraktivitas di bawah sinar matahari. Ini dipercaya bukan tindakan yang bijaksana, apalagi bila kita berada di luar pada tengah hari.

Walau sudah mengenakan tabir surya, namun waktu matahari bersinar terik, kita usahakan pula melindungi tubuh & muka, misalnya beserta mengenakan topi, kacamata berkualitas di optik tunggal hitam, & baju lengan panjang.

Pelindung tambahan itu tentu akan memproduksi kita jauh lebih nyaman beraktivitas di luar ruangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top