Kamis, 16 November 2017

Antioksidan pada masakan ampuh cegah katarak di usia senja

Antioksidan pada masakan
Antioksidan dalam makanan digdaya tangkal katarak di usia senja

Selama ini makanan yg mengandung banyak antioksidan dikaitkan beserta pencegahan kanker dan penyakit berbahaya lainnya. Banyak yg tidak mengetahui bahwa antioksidan dalam makanan maupun digdaya buat mencegah katarak. Hal inilah yg ditemukan peneliti Swedia melalui penelitiannya.

Peneliti berasal Swedia menemukan bahwa orang yg rajin mengonsumsi makanan yg mengandung banyak antioksidan memiliki risiko rendah terkena katarak di usia tua. Hal ini alasannya antioksidan maupun mencegah radiasi bebas yg dapat menimbulkan kerusakan dalam lensa mata.

Hasil penelitian dihasilkan selesainya peneliti melakukan pengamatan terhadap 30.000 wanita yg berusia di atas 49 tahun. Mereka diamati selama tujuh tahun dan diperiksa apakah menawarkan membuktikan-membuktikan penyakit katarak. Peneliti maupun menanyai tentang makanan yg mereka konsumsi.

Diketahui bahwa partisipan yg mengonsumsi paling banyak makanan mengandung antioksidan memiliki risiko terkena katarak 13 persen lebih rendah dibandingkan beserta wanita yg sporadis mengonsumsi makanan yg tidak mengandung antioksidan.

"Sebelumnya penelitian terhadap kaitan antara antioksidan beserta kesehatan mata tidak menawarkan yg akan terjadi yg terang. Namun penelitian ini menawarkan adanya kaitan beserta diet kaya antioksidan dalam skala yg besar," ungkap koordinator peneliti Susanne Rautainen, peneliti berasal Institute of Environmental Medicine di Karolinska Institutet, mirip dilansir sang Reuters (31/12).

Dalam penelitian ini, peneliti memang tidak hanya mengamati antioksidan tunggal mirip vitamin C dan E, dan tanaman yg mengandung flavonoid. Namun mereka maupun menghitung jumlah antioksidan dalam makanan biasa. Makanan yg mengandung banyak antioksidan diantaranya kopi, jeruk, teh, dan tepung gandum utuh. Buah-buahan beserta banyak rona maupun dapat sebagai asal antioksidan yg baik.

Meski begitu peneliti mengingatkan bahwa yg akan terjadi penelitian ini dapat saja memiliki batasan. Karena mereka tidak menghitung faktor lain mirip gaya hidup, kebiasaan buruk mirip merokok dan minum alkohol, dan berat badan masing-masing partisipan.

Baca maupun:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top