Kamis, 16 November 2017

Apa Tren Teknologi di Tahun 2018

Apa Tren Teknologi di Tahun 2018
Apa Tren Teknologi di Tahun 2018

Waktu memang terasa begitu cepat berlalu. Tak terasa, tahun 2017 hanya tersisa beberapa hari lagi.

Tentunya terdapat banyak hal yg terjadi, yg secara tertentu maupun nir tertentu meninggalkan banyak kenangan, baik yg menyenangkan (manis) maupun nir (pahit). Hal-hal ini tentunya bisa kita jadikan bahan perenungan di akhir tahun, agar kita bisa memperbaikinya (seandainya terdapat yg wajib diperbaiki), agar tahun depan bisa lebih baik lagi.

Dalam hal teknologi, tentunya jua begitu banyak hal yg bisa kita lihat (misalnya melalui gosip di media massa) maupun yg kita rasakan tertentu sepanjang tahun 2017. Perkembangan teknologi yg terjadi, umumnya berlangsung secara bertahap & simultan, sehingga perkembangan yg bisa kita lihat (atau rasakan) di tahun ini tentunya adalah yg akan terjadi berdasarkan rentetan bisnis pengembangan yg sudah dilakukan di tahun sebelumnya.

Misalnya tutur seperti VR (Virtual Reality), AI (Artificial Intelligence), IoT (Internet of Things) & lainnya, yg jua sudah terdapat di tahun sebelumnya, bisa dengan gampang kita temukan di tahun ini. Teknologi tersebut tentunya akan terus diperbaharui & dikembangkan, sehingga sudah mutlak di tahun-tahun depan, kita masih akan terus "dihujani" dengan tutur-tutur seperti diatas.

Tren teknologi (beserta bentuk atau yg akan terjadi akhirnya yg berupa benda/gawai) jua bisa kita amati melalui pameran yg diselenggarakan dengan tema tertentu. Misalnya buat perkembangan indera elektronik, kita bisa melihat tren nya melalui pameran CES yg diadakan setiap awal tahun di Las Vegas. 

Untuk perkembangan teknologi otomotif, kita bisa jua melihat tren nya di beberapa pameran otomotif yg diadakan di beberapa negara. Di Tokyo, pameran otomotif yg bernama Tokyo Motor Show baru saja dilangsungkan, & menarik banyak pengunjung terutama alasannya selain banyaknya teknologi baru yg dipamerkan, jua alasannya pameran ini hanya berlangsung 2 tahun sekali.

Tahun depan jua adalah tahun yg menarik buat menyimak apa yg akan menjadi tren teknologi, & sejauh mana teknologi yg sudah kita kenal di tahun ini akan berkembang atau bahkan benar-benar akan diimplementasikan/diwujudkan sebagai indera atau gawai.

Untuk sekedar citra, saya akan menentukan (hanya) 5 saja tentang apa yg akan menjadi tren teknologi di tahun 2018 sinkron selera saya. Karena menyangkut selera (yg 100% subyektif), jadi ya mohon dipersori kalau mungkin nir sinkron (berbeda) dengan pendapat pembaca yg budiman.

Tapi bukankah perbedaan (yg nir menyebabkan gontok-gontokkan & perpecahan) itu bagus?

Smart Speaker

Bagi pembaca yg suka musik, selain punya fanatisme akan pilihan komponen utama pemutar musik (ampli,tape/cd/ph player, equalizer dll), tentunya jua akan fanatik buat menentukan speaker. Di era digital ini, pilihan speaker akan semakin bervariasi alasannya selain kualitas bunyi yg ditawarkan, kita jua bisa menentukan teknologi apa yg digunakan di speaker tersebut.

Lalu, apa bedanya speaker biasa dengan smart speaker?

Dengan teknologi yg digunakan, salah satu kemampuan smart speaker adalah, sinkron namanya, speaker (dengan smart-nya) bisa menyampaikan jawaban atas pertanyaan maupun perintah yg kita berikan. Ditambah, interaksi dengan speaker nisbi dilakukan melalui bunyi.

Kita bisa mengajukan pertanyaan, misalnya "berapa jeda bumi dengan bulan", atau "siapa Toyotomi Hideyoshi sebenarnya." Speaker kemudian akan mencari kabar di internet (cloud) & menyampaikan jawabannya. Kita jua bisa meminta beliau buat membacakan gosip yg sedang tren di hari itu, ataupun seandainya kita hendak berpergian, meminta kabar jadwal penerbangan plus ramalan cuaca di kota/negara yg akan kita tuju.

Kalau smart speaker dihubungkan dengan indera rumahtangga lain seperti pemanas/pendingin ruangan, atau penerangan ruangan maupun sistem sekuriti tempat tinggal, maka hanya dengan mengucapkan "selamat malam" atau "selamat tidur" berdasarkan wilayah tidur (dimana kita menawarkan smart speakernya), maka speaker kemudian bisa mengatur suhu ruangan, penerangan plus menyetel musik yg cocok buat syarat tidur sekaligus mengaktifkan sekuriti tempat tinggal. 

Tentunya terdapat banyak lagi kemampuan berdasarkan smart speaker ini. Terlebih seandainya smart speaker dilengkapi/ditambah dengan kamera & layar display.

Saat ini, sudah terdapat beberapa "super besar" teknologi meluncurkan produk smart speaker nya. Misalnya, Google dengan produk Google Home & Amazon dengan Amazon Echo plus. Bahkan produk Amazon bisa memakai teknologi AI (assistance)-nya yg bernama Alexa yg bisa berkolaborasi dengan produk AI assistancebuatan Microsoft yaitu Cortana. Juga tak ketinggalan, Apple sudah meluncurkan produk Homepod & LINE dengan Clova-nya.

Beberapa vendor elektronik lain (termasuk Jepang) jua sudah atau sedang mempersiapkan produk smart speaker mereka buat dirilis ke pasaran.

Mulai tahun depan, diperkirakan persaingan (baca:perang) pembuat smart speaker akan semakin panas (ramai), baik persaingan teknologi maupun harga. Maraknya produk smart speaker dipasaran diperkirakan akan seperti gelombang akbar yg menghantam mayapada selesainya gelombang akbar smartphone yg menghantam mayapada beberapa waktu lalu. Kemampuan smart speaker yg hampir sama dengan smart phone, bahkan memiliki kelebihan yaitu pengoperasiannya yg 100% hands free & kemampuannya buat di-integrasikan dengan alat-alat lain, akan membuat produk ini menarik minat banyak orang.

Bagaimana kehidupan sehari-hari kita berubah dengan hadirnya smart speaker di sekeliling kita? Atau, siapakan pemenang "perang" produk smart speaker ini? Tentunya jawaban tersebut akan kelihatan bertahap, terutama nanti selesainya kita memasuki tahun baru 2018. Yang tabah menanti ya pembaca.

Virtual/Augmented/Mixed Reality (VR, AR, MR)

Sekarang, VR sudah bukan lagi milik mayapada film maupun animasi fiksi. Pemanfaatannya sudah merambah seluruh bidang, misalnya pariwisata, kedokteran, olahraga, game, & lainnya. Hal yg sama berlaku jua buat AR & MR.

Selama ini, kacamata berkualitas di optik tunggal (goggles) VR hanya boleh dipergunakan buat orang dewasa. Anak usia 12 tahun kebawah dilarang menggunakannya alasannya bisa mengganggu perkembangan mata. Pada tahun 2018 mendatang, di Jepang akan dikembangkan kacamata berkualitas di optik tunggal VR yg bisa digunakan oleh anak-anak. kacamata berkualitas di optik tunggal ini nir akan menyajikan gambar 3 dimensi seperti layaknya kacamata berkualitas di optik tunggal VR, sehingga dibutuhkan nir akan mengganggu perkembangan mata anak.

Sekarang sudah terdapat beberapa fasilitas anak yg bertema VR/AR di Jepang. Salah satunya bernama Little Planet yg berlokasi di Tachikawa,Tokyo. 

Di taman ini, anak bisa bermain pasir & misalnya beliau membuat gunung-gunungan berdasarkan pasir maka kamera & proyektor yg dipasang di atas bisa memindainya kemudian seandainya si anak melubangi zenit gunung-gunungan itu maka proyektor kemudian akan menayangkan gambar lava yg mengalir, sehingga kelihatannya seperti gunung yg sedang mengalirkan lava. Jika anak mengeruk pasir, maka proyektor akan menayangkan gambar sungai yg mengalir. 

Jika beliau membangun gundukan, maka gambar pepohonan akan ditayangkan. Dengan demikian, anak bisa belajar geografi tentang rupa bumi/daratan sembari bermain. Selain itu, terdapat beberapa permainan lain yg digemari anak, misalnya mengecat tembok, lalu terdapat permainan sumo dengan karakter yg terbuat berdasarkan kertas, yg tentunya dipadukan dengan teknologi VR/AR. 

Fasilitas seperti ini akan terus dibangun mulai tahun 2018 yg akan datang. Diperkirakan terdapat lebih berdasarkan 200 fasilitas yg akan dibangun di seantero Jepang. 

Untuk game, perusahaan seperti wonderleague jua sudah merilis beberapa game dengan teknologi VR/AR. Bahkan di Odaiba, terdapat sarana Rumah Hantu yg memakai teknologi VR.

Nampaknya di tahun 2018, mayapada VR/AR/MR akan semakin marak & kita akan bisa melihat keluarnya beberapa fasilitas/permainan lainnya yg memakai teknologi ini. 

Siapa memahami jua, mulai tahun depan, teknologi AR/VR/MR ini bisa dinikmati bareng oleh famili dirumah. Sehingga misalnya, kalau waktu weekend hujan turun, maka famili nir perlu bete alasannya nir bisa keluar tempat tinggal. Mereka bisa melakukan "tamasya" impian misalnya ke kebun hewan, arena permainan, bahkan ke luar negeri !

Neo Flip Smartphone

Flip phone (clamshell phone) adalah telepon lipat yg sempat terkenal di era GSM. NEC adalah pembuat yg pertama kali membuat telepon lipat dalam tahun 1991. Sayangnya mereka nir/belum sempat mematenkannya.

Tahun-tahun berikutnya, Jepang pulalah yg pertama kali di mayapada menanam kamera di telepon genggam, bahkan menghubungkannya jua ke internet. Hal seperti ini, kini adalah sesuatu yg umum & nir aneh lagi.

Perkembangan (teknologi) smartphone sangat pesat. Mulai berdasarkan komponen dalam (chip) yg mampu memproses pekerjaan dengan cepat, sekaligus multitasking. Lalu, kita bisa melihat peningkatan kemampuan komponen lain seperti sensor, baik buat sensor yg berfungsi menunjang kinerja smartphone (seperti gps, gyroscope, magnetometer, accelerometer, dll), maupun sensor buat fungsi kamera. Juga nir lupa, perkembangan tampilan (display) berdasarkan mulai TFT, AMOLED, IPS & lainnya.

Khusus tentang tampilan smartphone, yaitu layar (display) nya, ternyata para vendor jua bersaing buat makin memperbesar (melebarkan) display dalam produknya masing-masing. Tentunya bagi user, di satu sisi, makin lebar display maka makin gampang & nyaman buat kita, misalnya buat melihat gosip, film atau main game. Namun dilain sisi, semakin lebar layar tentunya akan menyulitkan buat membawa (alasannya semakin lebar layar jua berarti makin makan wilayah), atau bahkan memakai smartphone tersebut (semakin lebar layar maka jari2 akan semakin merenggang nir nyaman & bahkan nir bisa dipegang dengan satu tangan).

Nah, buat menghindari hal tersebut, kelihatannya beberapa pembuat ingin mengadopsi pergi desain telepon yg sempat terkenal dalam dekade lalu, yaitu membuat smartphone dengan layar lipat. Terlebih, dengan perkembangan teknologi ketika ini, OS (Operating System) berdasarkan smartphone sudah bisa diaplikasikan buat multi window, sehingga pembuat smartphone nir lagi terhadang oleh kemampuan OS bila ingin membuatkan produk layar ganda (atau multi window).

NTT DoCoMo akan merilis produk smartphone lipat yg bernama "M" tahun depan. Begitu jua kabarnya Samsung tertarik buat membuat smartphone lipat yg memakai satu layar lebar (tanpa sambungan) yg bisa ditekuk di tengahnya . Tentunya beberapa pembuat elektronik lain jua nir akan ketinggalan buat membuat produk smartphone lipat mereka masing-masing.

Seperti apa bentuk smartphone lipat berdasarkan masing-masing vendor itu? Tentunya pembaca yg sudah pernah memiliki, atau bahkan fans berdasarkan telepon lipat di jaman teknologi GSM, sudah nir tabah menunggu (betul nggak?). Itung-itung nostalgia kan? Mari kita nantikan bareng bagaimana wujud smartphone lipat yg terdapat tahun depan.

Internet of Things (IoT)

Perkembangan IoT yg sudah dimulai beberapa tahun di belakang, nampaknya akan semakin melaju cepat tahun depan & seterusnya.

Sebabnya adalah, pertama, dengan semakin banyaknya pembuat yg masuk ke industri IoT, maka bahan dasar (dalam hal ini komponen hardware) buat pengembangan IoT akan melimpah di pasaran, yg menjadikan harganya pun turun. Kedua, teknologi penunjang IoT seperti teknologi sensor, sudah lebih dahulu dimanfaatkan dalam bidang otomotif maupun di kamera/smartphone. Sehingga kesiapan teknologi sensor tentunya bisa tertentu dimanfaatkan & diaplikasikan buat IoT. Ketiga, teknologi baru 5G jua akan memasuki termin akhir berdasarkan percobaan di lapangan tahun depan. Untuk catatan, teknologi 5G rencananya dirilis buat umum di tahun 2020 (di Jepang).

Dengan ketersiapan beberapa teknologi penunjang tersebut, jua kemudahan buat mendapatkan komponen (hardware) buat merakit IoT, maka dibutuhkan akan terjadi peningkatan dalam banyaknya perusahaan (termasuk perusahaan startup) yg bermain di ladang IoT ini.

Perkembangan teknologi lain, seperti smart speaker yg sudah saya tulis di awal, jua menjadi stimulan bagi para pembuat IoT buat segera memasarkan produknya. Karena mereka akan mendapatkan keuntungan, yaitu bisa mengintegrasikan sistemnya di smart speaker. Di sisi lain, user tentunya jua akan tertarik membeli produk IoT, alasannya mereka bisa mengoperasikannya dengan smart speaker yg sudah mereka miliki.

Produk IoT yg sudah terdapat dipasaran misalnya beberapa produk buat tempat tinggal seperti smart lamp, smart lock, robot pembersih tempat tinggal, smart thermometer, Barista Ai (coffee maker), & lainnya. Tentunya di tahun 2018 akan terdapat beberapa lagi produk IoT yg baru & makin membuat hidup kita menjadi lebih simpel (efisien) & tentunya lebih menarik.

Mobility as a Service (MaaS)

Dimasa datang, mungkin tunggangan (buat dipergunakan oleh) pribadi sudah nir laku lagi?

Seperti jua sharing sepeda (bike sharing) yg sudah berkembang di Eropa, Tiongkok & sudah merambah Jepang, maka di masa datang sharing tunggangan roda empat (tunggangan beroda empat) pun akan menjadi penopang utama buat perpindahan (mobilitas) orang. Kata kuncinya adalah MaaS, dimana tunggangan beroda empat (yg di sharing) dengan angkutan umum yg lain seperti bus & kereta api akan terintegrasi buat menyampaikan pelayanan transportasi kepada masyarakat.

Di masa depan (yg nir terlalu lama lagi), mobil2 yg memakai teknologi auto drive, connected car, dibutuhkan akan menjadi penopang utama transportasi. Orang sudah nir perlu lagi membeli tunggangan beroda empat pribadi alasannya mobil2 dengan teknologi tersebut bisa dimiliki bareng & digunakan bareng. Sehingga biaya perawatan (maintenance) maupun operasional nya bisa lebih murah alasannya ditanggung bareng.

Salah satu startup Finlandia sudah memulai bisnis ini dengan merilis perangkat lunak Whim. Di Jepang terdapat jua layanan serupa yg bernama NOREL. Kita berharap akan keluarnya layanan berbasis MaaS yg lain di tahun 2018.

Bagaimana dengan Indonesia terutama Jakarta sebagai ibukota negara, dimana kemacetan sudah adalah cacat yg nir bisa tanggal selain banjir ? Akankah terdapat layanan berbasis MaaS? Atau, orang2 akan lebih gengsi/bangga buat membeli (memiliki) tunggangan beroda empat walaupun kapasitas jalan sudah nir mampu lagi menampung jumlah tunggangan, sehingga kadang2 hingga wajib parkir tunggangan di lahan tetangga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top