Jumat, 17 November 2017

Apakah Kacamata Active Shutter Glasses Membunuh 3D TV

Apakah Kacamata Active
Apakah kacamata berkualitas di optik tunggal Active Shutter Glasses Membunuh 3D TV

Ini adalah  perdebatan yang nir terdapat habisnyai, tetapi apakah kacamata berkualitas di optik tunggal 3D membunuh 3D TV di tempat tinggal? Penelitian menemukan bahwa pemilik TV 3D di Inggris biasanya hanya punya dua pasang kacamata berkualitas di optik tunggal 3D - 13 persen nir mempunyai satupun kacamata berkualitas di optik tunggal 3D - serta melihat harga tinggi sebagai kendala primer untuk membeli lebih poly. Dalam sebuah survei terhadap pemilik TV 3D di Inggris, sang Strategy Analytics, lebih dari 1/2 sepakat bahwa mereka akan membeli kacamata berkualitas di optik tunggal 3D lagi untuk famili serta sahabat-sahabat andai saja harga lebih rendah. "Masalah kacamata berkualitas di optik tunggal 3D ini sangat konkret," istilah Jia  Wu, seseorang analis senior di perusahaan itu."Tentu nisbi, orang lebih suka nir harus memakai kacamata berkualitas di optik tunggal 3D, tapi mayoritas pemirsa TV 3D siap untuk ketidaknyamanan ketika pengalaman serta nilai hiburan  membenarkannya." Setelah berinvestasi di TV 3D, Anda akan berpikir begitu, tetapi apakah rakyat luas bisa diyakinkan? orang-orang yg suka nonton sepertinya bisa diyakinkan. Layar Bioskop 3D Global yang mewakili 19,3 persen penerimaan box office mayapada di 2010, naik dari 8,6 persen dalam 2009 menurut analisis dari IHS - itu lompatan dari US $ 2,lima milyar menjadi US $ 6,1 miliar. Bioskop 3D kentara perjuangan akbar serta nir terdapat kawasan lebih akbar daripada di Inggris, pasar 3D terkuat di Eropa - serta terbesar ketiga di planet ini. Jadi mengapa TV 3D nir berhasil melejitkan pasar TV flatscreen ? Penjualan TV 3D naik hanya satu persen (dari lima ke 6 persen totalnya) antara kuartal keempat 2010 serta kuartal pertama 2011. Sebuah laporan dari AS sang NPD dalam bulan April mengutip harga tinggi serta kebutuhan untuk memakai kacamata berkualitas di optik tunggal adalah kasus konsumen yang terbesar bareng teknologi baru ini. "Niat untuk membeli 3D TV sebenarnya mengikuti niat untuk membeli TV dalam umumnya," istilah Ross Rubin, direktur eksekutif analisis industri di NPD. Passive vs active Sebuah laporan sang SNL Kagan, pula di AS,  menambah kekhawatiran  atas standar universal sebagai penyebab lain keprihatinan konsumen dalam TV 3D. Akan  terjadi 'perang' antara teknologi 3D pasif serta aktif. Serangan pasif ini dipimpin sang LG 'Cinema 3D', yang sepertinya akan diikuti sang baik Toshiba 'Natural 3D' 'serta Philips' 'Easy 3D ' dalam pembuatan TV 3D yang memakai kacamata berkualitas di optik tunggal murah, meskipun bareng mengorbankan resolusi Full HD . Aktif Shutter 3D TV memang memperlihatkan resolusi Full HD  untuk setiap mata - keunggulan teknis yang, percayalah bareng kita, nisbi konkret selama menonton film 3D Blu-ray - tetapi kacamata berkualitas di optik tunggal 3D nya (andai saja termasuk paket -- harganya 100 per buah) mempunyai kelemahan yang kentara. Mengenakan kacamata berkualitas di optik tunggal jenis apapun nir sepenuhnya nyaman (terutama andai saja Anda pula mempunyai sepasang yang khusus), terutama sebab lampu lebih baik dimatikan andai saja Anda punya TV 3D yang memakai teknologi aktif. Saat epilog turun dalam kacamata berkualitas di optik tunggal 3D aktif shutter glasses untuk membagi gambar antara mata kiri serta kanan, terdapat flicker(kedipan) yang menjengkelkan  - terutama andai saja terdapat lampu rendah-tenaga atau neon di dekat kacamatanya. Stephen  Gater, CE  konsumen direktur pemasaran  di LG, menabuh drum untuk Cinema 3D:  "Dengan memakai kacamata berkualitas di optik tunggal ringan terpolarisasi (FPR) , Cinema  3D memperlihatkan pengalaman menonton yang baik dalam ketenangan serta pergaulan. kacamata berkualitas di optik tunggal FPR yang bebas baterai dipakai untuk LG Cinema 3D pula menunjukkan sudut pandang lebar serta tidak tertandingi untuk ketenangan tertinggi. "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top