Minggu, 19 November 2017

Art4All Faber-Castell Melahirkan Seni, Menginspirasi Kreasi (dua)

Art4All Faber-Castell Melahirkan Seni, Menginspirasi Kreasi (dua)
Art4All Faber-Castell Melahirkan Seni, Menginspirasi Kreasi (dua)

Dalam sessi tanya jawab, Yandramin Halim selaku Managing DirectorFaber-Castell International Indonesia mengungkap sisi usaha korporasinya. Meski global dilanda era digitalisasi teknologi yg satu dari cirinya adalah semakin berkurangnya penggunaan alat-alat tulis, akan tetapi faktanya hal demikian tidak terlalu berpengaruh terhadap kinerja usaha Faber-Castell.

"Trend penjualan kami pada seluruh global, termasuk Indonesia, terus menerangkan grafik peningkatan serta permanen baik. Kenapa? Karena pada seluruh global ini, pendidikan masih terfokus pada penggunaan teknologi non-digital. Lagipula, teknologi digital tidak bisa menyampaikan rasa experience seperti yg natural. Era digital tidak bisa menggantikan sepenuhnya aktivitas fisik. Meskipun memang, era digital membawa sedikit dampak penurunan penjualan produk stationery serta office. Itu tidak bisa kita pungkiri," tuturnya.

Kondusifnya usaha Faber-Castell antara lain didukung oleh kualitas serta keamanan produk yg tak mampu diragukan lagi. Ketentuan yg sangat vital adalah harus non-toxic, dengan antara lain harus sesuai European Note (EN) Pasal 71, yg berkaitan dengan produk buat anak-anak. Semua produk yg didesain Faber-Castell tidak mengandung zat yg beracun bagi anak-anak.

"Pensil kita contohnya, kalaupun dikulum serta pewarnanya tertelan, permanen safety buat anak-anak. Produk kita bukan buat diminum, akan tetapi kalau terminum pun akan permanen safety bagi tubuh. Secara ekstrem,kami pernah meminum tinta pada hadapan teman-teman media, serta terbukti memang safety. Sengaja kami berikan rasa getir, agar anak-anak tidak senang mengulum serta menelannya. Apa yg kami lakukan adalah menjadi bentuk bahwa kami betul-betul memproduksi produk yg non-toxic. Penghapus contohnya, terbuat dari karet serta plastik. Produk penghapus kami tidak terdapat yg mengandung phthalate. Ini adalah zat kimia agar supaya plastiknya menjadi lunak. Tapi hati-hati, phthalate ini mampu membahayakan kesehatan jika sering-sering terhirup oleh hidung kita, serta mengakibatkan imbas negatif yakni perubahan hormonal," jelas Yandramin seraya memutarkan video ketika dirinya bersama sejumlah pimpinan Faber-Castell meminum tinta pewarna. "Terbukti safety serta tidak beracun".

Tak hanya bagi tubuh, pabrik serta produk Faber-Castell jua ramah lingkungan. Yandramin menjelaskan, tinta yg dipergunakan Faber-Castell menjadi bahan standar, wajib menjalani proses treatment sebelum dibuang, ini sesuai hukum industrial yg wajib ditaati.

"Tinta berwarna yg akan kita buang harus dimurnikan terlebih dahulu warnanya, menjadi akibatnya betul-betul bukan rona tinta semula lagi. Kami punya instalasi pengolah limbah yg antara lain memproses akibat cucian bahan standar tinta dengan menjalankan imbas kimia, ekamatra jua hayati. Sehingga air bekas tinta yg dibuang tidak akan mengandung rona apalagi racun. Bahkan, sebelum dibuang, kami melewatkan terlebih dahulu air yg hendak dibuang tadi pada akuarium berisi ikan, serta ternyata ikannya hidup terus," bangganya sembari memutarkan video "minum" tintaConnectorPen yg dimaksud.

Bukan hanya buangan tinta yg harus safety terhadap lingkungan, bahkan polusi suara atau taraf kebisingan pada pabrik Cibitung ini pun jua senantiasa diukur serta dikendalikan. "Tingkat polusi kebisingan pabrik kita pun diukur. Di pabrik kita, tidak terdapat suara, karena seluruh menggunakan elektrik, bukan hidrolik. Dampaknya, harga mesin produksi memang lebih mahal, akan akan tetapi polusi suara mampu dihindari serta taraf kebisingan terjaga dengan baik," ungkapnya lagi.

Bicara pensil tentu bahan standar antara lain adalah kayu yg berasal dari pohon. Bagaimana Faber-Castell tanda bahwa bisnisnya tidak melubangi "paru-paru global" dengan melakukan penebangan pohon asal-asalan atau menggunduli hutan?

"Bahan standar kayu, kayunya sendiri harus berasal dari asal yg mengantongi tunjangan profesi dari FSC (Forest Stewardship Council), sebuah Badan Internasional yg mensertifikasi bahwa kayu berasal dari hutan yg pada-manage dengan baik, atau tidak asal-asalan menebang dari hutan. Setiap tahun, akan diaudit oleh tim dari FSC yg didirikan pada 1993 serta berkantor pusat pada Bonn, Jerman," urai Yandramin meyakinkan.

Dengan segala keandalannya, tak pelak Faber-Castell semakin kokoh buat mengawal setiap bakat seni sekaligus menginspirasi kreativitas. Inilah inti yg dimaksud Yandramin, Faber-Castell melakukan pengembangan usaha sekaligus menghadirkan banyak manfaat bagi banyak orang. "Itulah alasan mengapa kami mengampanyekan Art4All, Seni Untuk Semua. Antara lain karena manfaat seni itu begitu banyak, antara lain mengakibatkan relaksasi, memacu kreativitas serta menumbuhkan rasa percaya diri," ujar Yandramin.

'Art4All', Seni Untuk Semua

Vincent van Gogh yg sempat kepincut pensil Faber-Castell pernah berkata bahwa, karya besar tidak dikerjakan oleh dorongan, akan akan tetapi oleh rangkaian hal-hal mungil yg dibawa bersama-sama.

Apa yg disampaikan van Gogh rupanya diyakini serta dipahami betul oleh Faber-Castell. Bahkan lebih jauh lagi, diimplementasikan dengan membuat ConnectorPen yg ketika dilombakan semenjak empat tahun kemudian --- dengan tajuk ConnectorPen Challenge ---, betul-betul terbukti membuat kebersamaan antara anak-anak serta orangtua. Mereka saling berkolaborasi buat membuat aneka craft dari ConnectorPen, karena memang tematik lombanya adalah Family Art Experience.

Kebersamaan dalam memproduksi seni kreatif inilah yg jua menjadi misi kampanye 'Art4All'. Hal ini jua yg disampaikan Andri Kurniawan selaku Public Relation Manager Faber-Castell ketika memaparkan acara nan edukatif, 'Art4All'.

Mengutip ujaran Pablo Picaso, pelukis Spanyol yg hidup pada masa 1881 -- 1973, Andri berkata, "Every child is an artist. The problem is how to remain an artist once we grow up. (Setiap anak itu seniman; Masalahnya adalah bagaimana membuatnya permanen jadi seniman ketika mereka tumbuh dewasa)."

Menurut Andri, perkembangan pada abad 21 tanda bahwa, semakin terasa kalau seni berkhasiat sekali buat menghadirkan pemikiran kritis, komunikatif serta kreatif. "Inilah yg dibutuhkan pada abad 21, tidak saja science serta sebagainya. Jadi, kita naik satu level yakni kepada daerah seni. Seni menjadi satu dari kegiatan yg mampu menaikkan kepandaian kreatif. Apalagi. faktor penentu berhasil atau tidaknya seseorang itu tidak hanya dipengaruhi dari keberhasilan akademis belaka. Tapi jua dibutuhkan Life Skills, 21st Century Content, Core Subjects, Learning & Thinking Skills, hingga ICT Literacy," urainya.

Untuk memenuhi Life Skills, lanjut Andri, sejumlah faktor harus terpenuhi, contohnya:

Critical Thinking & Problem Solving.
Creativity & Innovation.
Communication & Information.
Collaboration.

Adapun Learning & Thinking Skill mensyaratkan kecakapan hal-hal ini dia:

Bahasa | Membaca | Matematika.
Pengetahuan Alam | Bahasa Asing | PPKN.
Ekonomi | Seni | Sejarah | Geografi.

Pendidikan seni, ujar Andri, sangat dibutuhkan oleh orang-orang buat perkembangan waktu mereka bekerja, serta terkait dengan perkembangan ekonomi sebuah negara. Itulah mengapa pada Indonesia terdapat Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf), menjadi sebuah institusi yg sangat challenging buat masa depan Indonesia.

"Survei yg dilaksanakan IBM terhadap lebih dari 1.500 CEO dari 60 negara yg berasal dari 33 sektor industri menyimpulkan bahwa, kreativitas adalah kunci nomor satu buat membawa seseorang mencapai tahap sukses dalam usaha," tegas Andri. 

Dikatakannya lagi, berangkat dari seni yg membawa banyak kebaikan itulah, pihaknya turut merogoh wangsit dari Studio Thinking alias paradigma yg dirancang oleh para praktisi pada Project Zero (cabang riset Harvard's School of Education). Dari kerangka Berpikir Studio ini kemudian muncul Eight Habits of Mind atau delapan istiadat berpikir yg digunakan oleh seseorang seniman yg bisa diterapkan dalam banyak sekali disiplin ilmu.

Adapun EightHabits of Mind itu adalah:

Develop Craft.
Engage & Persist.
Envision.
Express.
Observe.
Reflect.
Stretch & Explore.
Understand Art World.

Sesuai namanya, 'Art4All' berarti merangkul seluruh usia serta kalangan buat bersama membuat seni serta kreativitas. Pada jenjang usia dini contohnya, proses menggambar serta mewarnai menjadi sangat bermanfaat karena menaikkan kreativitas, mendorong motorik, anti pikun (demensia), empati, alat bercerita, melatih ingatan serta berpikir, jua membuatkan emosional.

Diantara acara yg telah berjalan adalah Pelatihan Bagi Para Pengajar. "Sejak tahun 2000 kita telah memulainya dengan mengelorakan kampanye "Mengajar", tidak hanya pada kota-kota besar akan akan tetapi jua kota-kota mungil pada pelosok Nusantara. Inilah komitmen Faber-Castell buat mengajarkan orang-orang bahwa seni bisa diciptakan dari sesuatu yg sangat sederhana," ujar Andri.

Ada lagi, Lomba Gambar Anak. " Pada tahun 2011 contohnya, kami menyelenggarakan kegiatan Lomba Gambar Nasional dengan bantuan perdeo ke Jerman, Malaysia, China, Singapura, Hongkong, serta Jerman lagi menjadi epilog. Hadiah berupa perjalanan ke negara-negara pada mancanegara itu bukan sekadar pelesiran bersama famili belaka, akan akan tetapi sekaligus menimba ilmu seni pada forum pendidikan seni yg terdapat pada luar negeri. Jadi, bantuan perdeo perjalanan ke luar negeri ini jua menjadi bentuk tali kasih dari anak-anak berprestasi kepada orangtuanya," ungkap Andri yg ternyata jua seseorang Kompasianer.

Pada jenjang usia remaja serta dewasa, Faber-Castell menyelenggarakan Lomba Gambar Art & Graphic. Pada lomba ini para peserta diminta berkata pesan-pesan tertentu, contohnya kampanye mengenai Lingkungan Hidup bekerjasama dengan World Widelife Fund (WWF).

Ada jua Pameran serta Workshop "Ekspresi Indonesiaku". Disini, anak-anak berpestasi diberikan "sesuatu" berupa pameran karya anak-anak berprestasi, yg disandingkan dengan karya pelukis profesional, menjadi akibatnya anak-anak berprestasi ini merasa punya pujian serta harga diri. Selain itu, karya mereka jua dikumpulkan serta dibukukan buat dijual secara komersial menjadi bahagian dari portofolio mereka. Selain itu, dilakukan jua peluncuran Buku "Cuma pada Indonesia".

Untuk jenjang famili, seperti telah dijelaskan sebelumnya, terdapat lomba penuh tantangan, "ConnectorPen Challenge". "Selama 4 tahun kita mengampanyekan kegiatan lomba ini. Kalau lomba gambar hanya melibatkan anak-anak saja, akan tetapi dengan ConnectorPen Challenge mampu terjalin kreativitas bersama antara anak-anak bersama orangtuanya, dengan membangun karya kreatif dengan menggunakan ConnectorPen. Setiap kali kegiatan ConnectorPen Challenge dilangsungkan selalu saja mendapatkan animo masyarakat yg begitu menggembirakan. Ini telah kegiatan tahun keempat serta buat kali ini hadiahnya adalah wisata ke Bali," ujar Andri.

Eh, jangan kira Faber-Castell tidak memperhatikan mereka yg telah berusia lanjut. Faber-Castell tahu betul cara buat mengajak mereka yg telah sepuh ini buat permanen berkreasi serta beraktivitas seni kreatif. Patut dicatat, mereka yg telah berusia lanjut, jika rajin melakukan kegiatan seni, mampu membawa manfaat yg sangat menggembirakan. Misalnya, seperti ini dia:

Meningkatkan memori.
Meningkatkan kepercayaan diri.
Memberikan rasa hening (relaksasi).
Mengurangi stres.
Meningkatkan komunikasi serta sosialisasi.
Melatih motorik serta menyehatkan jasmani.
Mencegah kepikunan (demensia).

Tidak hanya mengguratkan sketsa serta mengulas rona-warni saja, Faber-Castell jua concern mendongkrak kreativitas melalui acara Menulis Kreatif. Artinya, kreativitas disulut bukan saja dari menggambar saja, akan akan tetapi jua menulis. Utamanya, menulis dengan tangan. Sebuah pekerjaan yg telah hampir jarang kita lakukan. Padahal dari tahu saja, menulis dengan tangan punya beberapa manfaat yg luar biasa, yaitu:

Sensasi menenangkan.
Meningkatkan kreativitas.
Keseimbangan otak kiri serta kanan.
Membantu permanen fokus.
Mempertajam daya jangan lupa.

Menurut Andri, selain menaikkan daya jangan lupa, fokus serta kreativitas, menulis kreatif jua bisa mengendalikan emosional. Salah satu acara yg telah dilaksanakan Faber-Castell adalah dengan mengundang penulis sekaligus komedian, Raditya Dika dalam format acara Talkshow & Workshop "Creative Writing" dengan tema Rezeki Tak Akan Habis yg berkata bahwa menulis itu tidak susah, termasuk menulis humor, serta akibat-akibat goresan pena bisa dijual menjadi akibatnya memproduksi income. Masih terkait dengan buku serta penulisan, Faber-Castell jua telah menerbitkan buku 11 Cerpen Komedi Terbaik, serta buku Best Adventure.

Program buat jenjang dewasa jua telah melaksanakan workshop kreatif serta berhasil membangun topi, kacamata berkualitas di optik tunggal rona-warni, sepatu rona-warni, payung kertas, mug, botol minum, hingga membangun helm bermotif serta rona-warni.

Eh, kalau ini info vital banget buat yg mendambakan ketenangan. Ternyata, Faber-Castell jua telah menerbitkan buku Colouring for Relaxation. Cocok loh buku ini buat mereka yg dewasa hingga lanjut usia. Karena, sesuai satu dari penelitian kesehatan disebutkan bahwa: "Mewarnai  memiliki manfaat menjadi terapeutik, buat mengurangi kecemasan, membuat fokus atau mendorong perhatian."

Akhirnya, seperti jua pernah disampaikan Affandi, maestro lukis kenamaan Indonesia, bahwa Art and life never part company (Seni serta kehidupan tak bisa dipisahkan). Kalimat ini menjadi begitu menggetarkan karena memang manalah sisi kehidupan ini yg bisa dipisahkan dari seni berikut segala kekagumannya.  

Bersyukur, dalam ikut menjembatani seni serta kehidupan itu hadir produk-produk Faber-Castell, yg tiada tandingannya lagi dalam menghargai seni serta kreasi, serta menjunjung tinggi kreativitas.

Terima kasih, Faber-Castell.

Salam Art4All ...   

* * *

Baca goresan pena sebelumnya:

"Art4All" Faber-Castell: Melahirkan Seni, Menginspirasi Kreasi (1)

Baca jua:

#Art4All: Melawan Vandalisme dengan Gang Cantik Berseri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top