Selasa, 12 Desember 2017

Compulsory Military Simulation, Wahana Baru Ancol

Compulsory Military Simulation,
Compulsory Military Simulation, Wahana Baru Ancol



Apa yang anda rasakan ketika membawa senjata serta berlarian ke sana kemari secara berkelompok sambil diiringi dentuman bom yang tiba bertubi-tubi? Apa yang anda rasakan ketika melaju bareng panser melewati rawa-rawa serta wilayah terjal sambil membawa ransel? Apa yang anda rasakan ketika anda harus meluncur dari ketinggian 10 meter dari helikopter sembari mengenakan seragam militer? Yups, tentu merupakan fenomena yang tidak terlupakan bagi masyarakat sipil seperti kita.

Mungkin itulah sedikit citra bagaimana rasanya mengikuti wajib militer. Di republik ini, info wajib militer sempat menjadi perbincangan hangat pada tahun 2007. Apalagi ketika RUU Komponen Cadangan dirumuskan serta akan diajukan kepada DPR untuk disahkan menjadi Undang Undang. Banyak pihak berkomentar pro serta kontra.

Namun pada negara lain, wajib militer merupakan keharusan bagi warga negaranya. Program ini pula menimpa para seniman serta aktor Hollywood Amerika sampai Kim Hye Sung dari Korea Selatan. Beberapa seniman pada Indonesia sebenarnya tidak turut ketinggalan dengan momen tersebut. Seperti kita bisa lihat bareng pada televisi bagaimana mereka mengikuti latihan kemiliteran dengan beberapa satuan tertentu.

Meski secara resmi belum ditetapkan secara awam bagi masyarakat pada Indonesia. Namun beberapa masyarakat pernah mengikuti program tersebut seperti beberapa instansi pegawai negeri sampai para petugas keamanan. Lantas bagaimana andai istilah kita ingin merasakan suasana yang setidaknya menyerupai program wajib militer? Jangan khawatir, Ancol mampu memberikan solusi.

Setelah sukses mengembangkan wahana wisata yang berkelas dunia. Kini Ancol berusaha untuk mengembangkan wahana baru yang memacu adrenalin serta pula semakin meningkatkan rasa nasionalisme kita. Yups apa lagi kalau bukan wahana CMS (Compulsory Military Simulation). Sebuah simulasi yang menggambarkan bagaimana bentuk aktivitas wajib militer. Meski tidak sepenuhnya sama, tetapi setidaknya mampu membawa kita dalam suatu iklim peperangan yang sesungguhnya. Bagaimana wahana CMS yang ditawarkan oleh Ancol?

Secara garis akbar CMS terbagi menjadi dua jenis permainan yakni stage serta action. Dalam permainan CMS stage pengunjung mampu menikmati diorama penyusunan strategi sebuah peperangan. Dalam sebuah ruangan akan disajikan suasanan markas komando aneka macam jenis armada perang sejak jaman kerajaan Majapahit serta Sriwijaya sampai pertempuran modern. Agar mampu memberikan implikasi riil penyajian diorama disajikan dengan teknologi 4D.

Untuk menikmati wahana tersebut, pengunjung akan memasuki sebuah lorong bawah tanah dengan menggunakan kereta serta sebuah kacamata berkualitas di optik tunggal 4D. Konsep menyerupai theater 4D yang ada namun kali ini pengunjung tidak diam pada tempat. Ia akan bergerak bareng laju kereta tersebut. Jalur kereta bak meluncur seperti dalam wahanan halilintar, istana boneka, Niagara sampai Kora-kora. Suasana dibentuk seperti berada dalam kondisi peperangan maka tak heran terkadang bunyi letusan peluru serta detuman meriam berulang kali terdengar. Akhir perjalanan akan diselesaikan dengan pembacaan teks proklamasi oleh presiden Soekarno sebagai awal pembentukan negara kesatuan republik Indonesia.

Sedangkan dalam CMS action, pengunjung sungguh dibawa dalam suasana peperangan sesungguhnya. Berbasis pada penyerangan bahari singkat, pengungjung akan merasakan bagaimana melaju bareng panser, berlarian bareng iring-iringan dentuman peluru serta mortil, terbang bareng helikopter tempur serta terjun ke bahari, terakhir akan kembali ke daratan menggunakan kapal motor sambil menikmati desingan angin bahari.

Wahana tersebut akan dipegang pribadi oleh pihak TNI sebagai pelaksana dengan dikombinasikan dengan unsur hiburan sehingga tidak sepenuhnya seperti latihan militer. Pengunjung yang menikmati wahana CMS action akan mengenakan atribut militer seperti seragam, sepatu, helm serta ransel lengkap dengan atribut penyamaran (opsional, andai istilah ingin menggunakan). CMS memiliki tiga varian matra yakni AD, AL, serta AU sehingga pengunjung bebas menyesuaikan karakter apa yang ingin beliau perankan. Namun untuk menikmati wahana ini terlebih dahulu pengunjung harus mengikuti tahap penyeleksian awal dengan membatasi usia yakni 18-27 tahun sesuai dengan penerapan program wajib militer. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengamanan preventif ketika pengunjung menikmati wahana tersebut.

Sebuah Upaya Positif

Ancol merupakan daerah wisata yang banyak menguji adrenalin pengunjung. Hal tersebut mampu ditinjau dari bermacam-macam wahana yang ada seperti halilintar, kora-kora, Niagara, sampai Histeria. Inilah yang menjadi ciri khas bagi sebagian orang yang berkunjung pada Ancol. Meskipun banyak wahana lain yang tidak kalah seru serta mengasikkan serta memberikan nilai edukatif. Sebagian akbar orang belum merasa berkunjung pada Ancol andai istilah belum menikmati keliru satu wahana tersebut.

Antusiasme Ancol dalam meningkatkan nasionalisme pengunjungnya terlihat begitu akbar. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan merupakan dengan menyajikan bermacam-macam wahana khas Indonesia serta warna Asia. Selain itu, meskipun berada pada tengah arus keras wisata dunia, Ancol tetap percaya diri dengan karakteristiknya. Melihat semangat tersebut, CMS nampaknya akan mejadi sebuah wahana baru dalam mendorong meningkatkan rasa nasionalisme bangsa yang perlahan mulai pudar. Seiring berjalannya waktu, nasionalisme mulai kehilangan bentuk konkritnya. Dengan mengelaborasikan wahana wisata dengan militer kiranya mampu memberikan angin segar mengenai pentingnya nasionalisme bagi bangsa serta negara.

Tertarik untuk mencobanya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top