Selasa, 12 Desember 2017

Dangling Participle, Kerancuan Tatabahasa di Kompas

Dangling Participle, Kerancuan Tatabahasa di Kompas

[caption id="attachment_240161" align="aligncenter" width="607" caption="(ilust dok langsung)"][/caption]

Saya menjelaskan kerancuan tatabahasa di Kompas hanya buat membagikan dampak dramatis belaka, karena sesungguhnya kesalahan dangling participle ini sangat poly & sangat seringkali dirancang orang, baik dalam mengenai mulut juga goresan pena. Tak pandang bulu, apakah wartawan, akademisi, sastrawan, seringkali melakukannya & nir menyadari sudah melakukan kerancuan tatabahasa. Kebetulan dalam edisi Kompas hari ini (5 Maret 2013), saya menemukan contoh soal yang rupawan. Sekaligus saya lampirkan judul gosip edisi 21 Januari 2013, yang menampakkan kerancuan yang serupa.

Saya belum menemukan padanan Indonesia buat sebutan dangling participle ini, namun secara singkat mampu dijelaskan menjadi keadaan di mana anak kalimat & induk kalimat nir sesuai (nir nyambung), sehingga memberi kesan menggantung (dangling). Istilah ini dianggap pula bersama misplaced modifier, karena subyek yang disebutkan di situ memang galat daerah (misplaced).

Untuk lebih memperjelas, marilah kita melihat dalam 2 contoh judul kalimat di atas. Pada edisi Kompas hari ini, ada judul Tersinggung Istri Diselingkuhi, Erik Dihabisi. Saya berikan sedikit sinopsis (summary) sumber gosip ini menjadi berikut: Erik berselingkuh bersama istri Nw yang bernama Eni. Meskipun sudah diperingatkan berkali-kali, penyelewengan ini nir berhenti. Karena sudah sangat kesal, Nw kemudian meminta keponakannya bernama Gun buat membunuh Erik. Itulah cerita singkatnya. Lalu kita pulang melihat dalam judul tersebut. Ada anak kalimat tersinggung istri diselingkuhi. Dan siapakah yang tersinggung istri diselingkuhi? Tentu saja Nw & bukan Erik. Tapi coba kita lihat dalam induk kalimat yang berbunyi Erik dihabisi. Jadi apa premis (kesimpulan) yang mampu ditarik membaca kalimat ini? Tak lain, tidak bukan, yang tersinggung istri diselingkuhi ialah Erik.

Di sinilah letak kalimat yang menyesatkan (misleading) ini. Membaca kalimat di atas, mau tidak mau kita akan membayangkan betapa malangnya si Erik ini. Sudah mengalami penghinaan istrinya diselingkuhi orang, ia dibunuh pula. Padahal maksud penulis judul gosip ini tentu bukan seperti itu. Lantas bagaimana penulisan kalimat yang tepat supaya nir terjebak dalam dangling participle ini? Salah satu cara lain ialah bersama menulis Tersinggung Istri Diselingkuhi, Nw Menghabisi Erik. Ada cara lain judul lain, contohnya Menyelingkuhi Istri Orang, Erik Dihabisi. Dengan cara ini, maka kita mampu menghindari bias yang ditimbulkan karena dangling participle ini.

Contoh dangling participle yang serupa mampu dicermati dalam judul gosip di Kompas edisi lepas 21 Januari 2013 yang tertulis Diduga Dipicu Rasa Cemburu, Ahmad Dihabisi sang Tetangganya. Sinopsis gosip ini, Ahmad berkali-kali mengganggu istri tetangganya (yang tidak dianggap namanya). Akhirnya karena rasa cemburu yang memuncak, tetangga ini menghabisi Ahmad bersama sabetan celurit. Seperti analisa dalam judul kalimat sebelumnya, kita mampu bertanya siapa yang diduga dipicu rasa cemburu? Tak pelak lagi tentunya si tetangga, bukan Ahmad. Jadi membaca judul di atas, kita jadi melodramatis (kasihan bercampur geli). Betapa nir. Si Ahmad ini merasa cemburu karena istrinya digoda tetangga, akan namun ia yang malah dihabisi. Sekali lagi kita tentu melihat betapa bias kalimat tersebut.

Seperti koreksi dalam judul kalimat sebelumnya, galat satu alternatifnya ialah Diduga Dipicu Rasa Cemburu, Tetangga Menghabisi Ahmad. Kemungkinan-kemungkinan lain terdapat, contohnya Karena Memicu Rasa Cemburu, Ahmad Dihabisi. Yang vital & pokok, antara anak kalimat & induk kalimat haruslah sesuai & sejalan.

Kerancuan dangling participle ini sesungguhnya bukan cuma kita yang suka melakukan, namun dalam mengenai bahasa Inggris pun nisbi seringkali dilakukan. Cobalah Knda simak contoh kalimat yang ludicrous (sangat janggal sehingga menggelikan) berikut ini: Roaring down the track at seventy miles an hour, the stalled car was smashed by the train. Maksud hati mau mengatakan melaju kencang bersama kecepatan 70 mil per jam, kereta barah itu menghajar mobil yang mogok di jalur KA, akan namun malahan membias menjadi mobil mogok berkecepatan 70 mil per jam ditabrak kereta barah. Inilah kesamaan yang barangkali dilandasi harapan buat memproduksi maklumat heboh yang dinamakan dangling participle.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top