Minggu, 24 Desember 2017

FKSSK Stabilitas Sistem Keuangan dalam Kondisi Baik

FKSSK Stabilitas Sistem Keuangan dalam Kondisi Baik

JAKARTA, KOMPAS.com Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) menggelar rapt rutin tiga bulanan, Kamis malam (22/10/2015).

Rapat berlangsung selama sekitar tiga jam & berakhir pukul 22.00 wib.

Hasilnya, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro membicarakan, sistem stabilitas keuangan dalam kondisi cukup baik.

Sistem stabilitas keuangan dalam kondisi cukup baik di hampir semua bidang meski muncul tekanan di bursa & nilai tukar, akan tetapi pada beberapa hari belakangan muncul pemugaran signifikan, istilah Bambang dalam konferensi pers, usai rapat.

Lebih lanjut beliau bilang, menyikapi masih tingginya volatilitas & tekanan pada sistem keuangan yang diakobatkan faktor eksternal & domestik, FKSSK sepakat untuk memperkuat koordinasi.

Kementerian Keuangan terus meragukan tekanan APBN khususnya di penerimaan yang mungkin relatif tertinggal. Kita upayakan tiga bulan terakhir membaik alasannya adalah upaya kebijakan yang sudah & akan dimuntahkan, ucap Bambang.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menuturkan, inflasi diperkirakan terjaga di bawah 4 % sampai akhir tahun. Deflasi September yang sebesar 0,05 % disebabkan melimpahnya pasokan bahan pangan.

Dengan demikian secara tahunan inflasinya mencapai 6,83 %. Meski begitu, beliau membicarakan, BI tetap meragukan risiko inflasi dalam beberapa bulan ke depan lantaran faktor niai tukar & impak El Nino.

Adapun ekuilibrium eksternal pada kuartal II-2015 membaik, tercermin menurut current account deficit (CAD) yang menurun di level 2,1 % menurut Product Domestic Bruto (PDB).

Angka ini jauh lebih baik dibanding periode sama tahun kemudian yang tercata 4,3 % menurut PDB.

Agus pula membicarakan, tekanan nilai tukar pada awal Oktober 2015 seiring beserta penguatan signifikan rupiah.

Rupiah menguat sebesar 6,89 % poin to poin, ditutup 13.717 per dollar AS per 21 Oktober 2015. Secara year to date (ytd) nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melemah 9,7 %.

Sebetulnya resiko pelemahan ekonomi dunia terus berlanjut tercermin menurut pemulihan ekonomi AS yang belum solid & terbatasnya perkembangan ekonomi negara emerging, terutama Tiongkok. Harga komoditas pula masih memberitahuakn kesamaan menurun, imbuh Agus.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad membicarakan, pada minggu pertama Oktober 2015 terjadi penguatan di pasar saham & pasar keuangan, selesainya sebelumnya melewati tren pelemahan. Hal ini seiring beserta balik  masuknya investor non-residen.

Namun kita tetap perlu waspada, alasannya adalah tentu saja berkembangan ekonomi dunia & apa yang disaksikan di AS & Eropa sangat menghipnotis arah ekonomi dunia, terang Muliaman.

Muliaman membicarakan pertumbuhan kredit perbankan di semenjak Agustus 2015 sudah membaik menurut tadinya 10,9 % menjadi di atas 11 %.

Sementara itu, anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah menamnahkan, nir muncul perubahan konduite menurut depositor dalam menanamkan uangnya di Indonesia.

Dari kacamata berkualitas di optik tunggal konvoi dana pihak ketiga (DPK), secara awam kondisinya normal. Masyarakat masih percaya beserta kekuatan perbankan kita, istilah Halim.

Halim bilang ketika ini muncul Rp 4.200 triliun DPK yang muncul di seluruh perbankan di Indonesia, yang muncul di 149,7 juta rekening.

LPS sudah menjamin 99 % menurut 149,7 juta rekening tadi.  Sedangkan menurut sisi nominalnya, LPS memang baru menjamin 42 %.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back to Top